Kamis, 30 Juni 2016

Prolog

Summary: Menceritakan segelumit cinta segibanyak antara BTS dan SNSD. Mereka saling dipertemukan satu sama lain. Mengalami kisah yang berbeda-beda, cinta yang berantakan, benci akan penghianatan, kecemburuan yang terpendam, rasa kesal yang mencuat, amarah dan keinginan untuk saling memiliki satu sama lain akan mereka rasakan. "I want to be your oppa." dan apakah jawaban yang akan sang wanita berikan, "Yes or Not." ? Bad Summary. Please, Like & Comment. But Don't Flame. 



Summary: Menceritakan segelumit cinta segibanyak antara BTS dan SNSD. Mereka saling dipertemukan satu sama lain. Mengalami kisah yang berbeda-beda, cinta yang berantakan, benci akan penghianatan, kecemburuan yang terpendam, rasa kesal yang mencuat, amarah dan keinginan untuk saling memiliki satu sama lain akan mereka rasakan. "I want to be your oppa." dan apakah jawaban yang akan sang wanita berikan, "Yes or Not." ? Bad Summary. Please, Like & Comment. But Don't Flame. 
Tittle: I Want To Be Your Oppa

Author: Din-din Hasan

Genre: Romance, Harem, Friendship, Love-Hate, Drama 

Rating: PG-15

Length: Multichapter

Disclaimer: Big Hit Entertaiment & SM Entertaiment

Cast: Kim Seok Jin, Suga/Min Yoon Gi, Jung Ho Seok, Kim Nam Joon, Park Ji Min, Kim Tae Hyung/V, Jeon Jung Kook, Kim Tae Yeon, Jung Soo Yeon/Jessica Jung, Lee Sun Kyu, Tiffany Hwang, Kim Hyo Yeon, Kwon Yu Ri, Choi Soo Young, Im Yoon Ah, Seo Joo Hyun, and others   


Prolog
.
.
.
Mobil Ferrari LaFerrari berwarna merah berhenti melaju di depan sebuah gedung. Semua orang yang awalnya tengah duduk-duduk santai itu mulai mengerubungi mobil mewah yang memiliki harga US $1,350.000 atau setara dengan 16,2 miliar rupiah. Berlomba-lomba mengarahkan kamera digital mereka untuk bisa mengambil gambar sebaik mungkin.

Pintu mobil terbuka, menampilkan sosok lelaki tampan berkulit putih dengan rambut keabu-abuannya. Membuat para paparazi ini semakin berdesak-desakan untuk bisa mendekati lelaki tersebut yang diketahui bernama Suga, aktor yang popularitasnya sedang naik di puncak ketenaran. Tapi tenang saja, ia telah dikawal oleh beberapa pria bertubuh kekar agar paparazi tersebut tak bisa mendekatinya dan yang terpenting sampai melukainya. Suga berlalu pergi tanpa tersenyum sedikitpun. Entah bagaimana ekspresinya saat ini karena wajahnya sedikit terhalang oleh kacamata yang ia kenakan. Dengan hilangnya Suga, merekapun ikut menghilang entah kemana.

"Sial, aku tak bisa mendapatkan gambar yang bagus jika mereka juga berkerumun di sini," keluh seorang gadis yang sedang memperhatikan karemanya, melihat hasil cepretan yang ia dapatkan. "Aku harus lebih dulu mendapatkan foto mengenai rumor yang beredar tentangnya,"-gumam gadis tersebut, ia semakin merendahkan topinya membuat wajah cantiknya tak terlihat-"aku pasti mendapatkannya," ia menyeringai lalu kembali mengunyah bumble gum yang ada di mulutnya. Kemudian ia bergegas untuk pergi, membuat tanda pengenal yang tergantung di lehernya sedikit bergoyang-goyang mengikuti arah pergerakannya. Di sana tertulis nama Kwon Yu Ri.

Tak beberapa saat mobil lain berwarna putih juga berhenti di tempat yang sama. Pintu mobil terbuka, menampilkan sosok wanita cantik. Ia membuka kacamata yang dipakainya lalu melihat gedung di depannya sekilas sebelum melangkah ke dalam.

"Tiffany?"
.
.
.
"Seonsaengnim, maukah kau menerima cintaku," ucap salah satu murid laki-lakinya sembari berjongkok ala pangeran dengan memegang setangkai bunga mawar yang ia julurkan kepada wanita di depannya.

Yang dipanggil seonsaengnim hanya bisa tersenyum sekilas lalu mengambil bunga yang dipegang muridnya, "Kau sungguh manis," ia mencium bau bunga mawar itu sekilas yang berwarna semerah darah. "Kau kembali ke kelasmu sana," perintah sang guru sembari memukul kepala muridnya menggunakan bunga mawar yang ia pegang.

"Ta-ta-"

"Joen Jung Kook, cepatlah. Bel sudah berbunyi," potong sang ibu guru, membuat muridnya itu berdiri dan berlalu pergi dengan raut kesedihan terpampang jelas di wajahnya. "Dasar, anak-anak zaman sekarang. Padahal aku ini guru kalian," dengusnya pelan. Kemudian ia kembali melangkah pergi menuju kelas yang akan ia ajar. Belum beberapa lama, datang lagi murid laki-laki yang menghampirinya dengan modus ingin membawakan beberapa buku yang dipegang guru cantiknya itu.

"Hei, kau cepat masuk. Biar aku saja," ucap Jung Kook sembari mengambil alih buku yang ingin dipegang temannya.

"Kau, kau juga," ucap sang guru geram, ia mengambil buku tersebut dan menggunakannya untuk memukul kepala dua muridnya ini, "kalian masuk." cicitnya geram, membuat dua orang itu berlari kelabakan. Guru tersebut hanya bisa geleng-gelang kepala melihat kelakuan murid-muridnya itu. Ia kembali melangkah dengan tenang. Di name tag yang ia kenakan tertulis nama Kim Tae Yeon.

.

.

.

"Akhirnya aku bisa menjadi seorang detektif," teriak seorang lelaki menggelegar di seberang jalan tempat kantor kepolisian berada, "hahaha ...," tawanya kemudian. Ia begitu terlihat sangat bangga, kedua tangannya bahkan bertengger nyaman memegang pinggangnya. Tak hanya ada lelaki tersebut yang ingin menyebrang jalan, di sampingnya berdiri seorang wanita. Ia menatap aneh ke arahnya.

"Semoga saja patnerku nanti tak bermodel sepertinya," gumamnya pelan.

"Hai," tiba-tiba saja lelaki itu menoleh ke arah sang wanita, sebelah tangannya melambai-lambai. Membuat sang wanita sedikit terkejut karena ketahuan diam-diam memperhatikannya. "Perkenalkan namaku V," tangan kanannya membentuk huruf V lalu cengiran terlihat di wajah tampannya. "Kau juga akan bekerja di sana?" ia menunjuk kantor kepolisian yang berada tepat di depan mereka.

"Hahaha, iya," dengan terpaksa wanita tersebut menanggapi omongan pria di depannya, "Jessica."

.

.

.

Praang!
Terdengar suara gelas terjatuh di lantai. Semua orang yang berada di ruangan itu langsung tertuju kepada satu objek, yaitu wanita yang menjadi pelakunya.

"Mianhamnida ... Mianhamnida ...," ia membungkuk-bungkuk meminta maaf atas kesalahan yang ia lakukan. Setelah selesai melakukannya, ia langsung berjongkok untuk memungut pecahan beling yang berserakan di lantai. Tangannya bergetar hebat, entah karena apa.

Greb... Seseorang mencegahnya, menarik tangannya menjauh. Reflek, wanita tersebut menolehkan kepalanya untuk bisa menatap seseorang itu.

"Tanganmu bisa terluka nantinya," suara itu mengalun lembut di telinga sang gadis, begitu ramah dan menenangkan. "Lee Sun Kyu ... Sun Kyu ... Sun Kyu," panggilnya bertubi-tubi ketika sang wanita malah diam saja.

"Ah, mianhe Chef. Aku tak sengaja menjatuhkannya," ucap Sun Kyu merasa bersalah.

"Tidak apa-apa lebih baik kau ambil sapu untuk membersihkan ini," perintahnya. Di pakaian serba hitam yang ia kenakan terselib sebuah nama, Kim Seok Jin.
.

.

.

"Bagaimana keadaan pasien yang dirawat di kamar ... bla ... bla ... bla ...," seorang lelaki yang mengenakan jas putihnya itu terus saja mengoceh. Dia tengah melangkah menuju ruangan pasien-pasiennya yang harus ia kontrol hari ini.

"Baik ... iya ... tidak ...," hanya tanggapan itu yang bisa diucapkan perawat yang berjalan di belakannya. Di tangannya terdapat sebuah catatan kesehatan pasien yang akan diperiksa sang dokter.

"Hari ini aku merasa sangat bahagia, kau tahu?" tiba-tiba saja sang dokter malah berhenti melangkah lalu membalikkan tubuhnya. Untung saja sang perawat memiliki reflek yang terlampau baik jadi dia tak sampai menubruk tubuh sang dokter.

"Tidak," gelengnya pelan sembari tersenyum tipis namun hal itu sudah bisa membuat wajah sang dokter merona. "Dokter Ji Min menang undian?" tanyanya polos.

"Ah, bukan itu,"-ia menggeleng pelan-"aku bahagia karena bisa ...,"

"Tunggu dokter, ada sesuatu yang tertinggal," ia menghentikan ucapan Ji Min kemudian bergegas pergi mengambil sesuatu yang terlupa itu.

"... melihatmu, Joo Hyun-ah~"
.

.

.

Semua orang yang berseragam layaknya pramugari ini mulai berbaris rapi. Mereka membungkukkan badan ketika seorang pemuda berjalan melewatinya. Ia tak berjalan sendirian, di belakangnya terdapat beberapa orang yang mengikutinya. Ia sesekali tersenyum ramah kepada para pekerja tersebut. Tubuhnya yang begitu tinggi dibalut jas mahal, dipergelangan tangannya terdapat jam bermerek dari brand terkenal, sepatunya begitu licin mengkilap. Sosoknya sangat digilai para wanita lajang yang ingin segera berumah tangga. Bagaimana tidak, dia mapan dan juga tampan. So? Sempurna.

Sampailah ia di sebuah ruangan besar khusus untuknya sendiri. Duduk dengan gagahnya di kursi empuk nan nyamannya itu. Matanya tertuju pada seorang wanita yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Ini berkas-berkas yang harus Anda tanda tangani," ucap wanita tersebut yang merupakan sekretarisnya. Baru saja pria itu duduk sudah dihadapkan dengan pekerjaan yang menumpuk, "hari ini tidak ada jadwal meeting," lanjutnya memberitahu.

"Baiklah, kalau begitu kau bisa pergi Sekretaris Im," perintah pria itu, membuat seseorang yang dipanggil Sekretaris Im membungkuk hormat sebelum pergi. Di meja sang pria terdapat sebuah tulisan, CEO Kim Nam Joon.

.

.

.

"Ini pesananmu," ucap seorang pelayan sembari meletakkan secangkir kopi di atas meja. Pelayan tersebut mengenakan kaus longgar dengan celana gombrong ala tentara, tak lupa celemek hitam polos membalut tubuhnya, dan rambut panjangnya ia gerai.

"Terima kasih," kata sang pembeli sembari tersenyum lebar membuat wajahnya semakin terlihat tampan.

"Tidak masalah," setelah selesai dengan urusannya ia melangkah pergi. Wajahnya terlihat begitu cuek, entah apa yang sedang ia pikirkan. Padahal yang ia hadapi merupakan pembeli, yang seharusnya ia bersikap ramah kepadanya.

"Ah," senyum yang diperlihatkan lelaki tadi lama-kelamaan menghilang. Wajahnya sedikit terlihat bingung dengan kelakuan pelayan tersebut.

"Hyo Yeon, sudah kubilang untuk ramah kepada pembeli," seorang wanita tiba-tiba datang dan memarahi pelayan yang bernama Hyo Yeon tersebut. Raut wajahnya begitu angkuh. Penampilannya sangat berbeda dari Hyo Yeon, terlihat lebih glamour dan berkelas. Sepertinya ia merupakan atasan di sini.

"Maafkan aku," hanya itu yang Hyo Yeon katakan sambil membungkuk dan setelahnya ia melenggang pergi.

"Maafkan dia," sang wanita kemudian beralih menatap pembelinya, tanpa menghiraukan tindakan Hyo Yeon yang tidak sopan itu. "Aku pemilik cafe ini, Choi Soo Young," wajah angkuhnya berubah, digantikan dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Senyum yang memiliki satu juta makna.

"Tidak masalah, Jung Ho Seok."

.
.
.
TBC
.
.
.

Wah, wah, wah... Gak nyangka aku kesampaian juga membuat cerita tentang BTS dan SNSD. Ini fic pertama aku yang di-post di sini. Semoga readers sekalian suka. Kenapa harus sama SNSD? Mungkin ada yang bertanya seperti itu, (Readers: Ngak tuh) Walau sebenarnya rada maksa sih karena umur mereka yang terlampau jauh. Alasannya sepele, aku gak mau cari tahu tentang GB lain yang sekiranya masih muda/ seumuran BTS, kayak Twice (Readers: Itu tahu). Yah, author cuma tahu nama GB-nya dan belum hapal nama personelnya (baca: gak tahu satupun XD). Jadilah ff BTS dengan SNSD ini. Hahahaha... Lagi pula SNSD masih cantik-cantik kok, gak keliatan tuanya. Biarlah ini cerita tentang seorang wanita yang pacaran dengan brondong... Kan mainstream juga kalau yang cowok lebih tua (Readers: Author pinter ngeles).

Udah ah, kayaknya author kebanyakan nulis, nanti readers juga gak pasti baca (Readers: Itumah kamu!). Stssst, ketahuan deh ^_^ .


PEMBERITAHUAN!

Setiap chap-nya ada yang namanya PAIRING VOTE. Jadi para readers diperkenankan memilih pairing yang kalian suka.

1. Tiap orang boleh memilik pairing maks 7. Boleh beda-beda tiap chapnya samapun tak apa-apa, terserah readers. Tapi tidak boleh Yaoi ataupun Yuri.

2. Jika readers berkenan menambahkan alasan, itu tambah bagus, karena author bisa saja terpengaruh dan menyukai pairing itu juga XD. Poin (+) nya, mungkin author bisa memperbanyak scene tentang mereka walau tidak akan mengubah jalan cerita.

3. Para readers juga diharuskan memiliki mental yang kuat karena jika pairing-nya tidak canon kalian akan baik-baik saja dan tidak mem-bully atau me-flame author. Ini kesepakatan dari awal ya, :D .

4. Semua keputusan ada di tangan kalian tetapi author yang tetap menentukan.

5. Voting bisa langsung dibuka dari chap 1 sampai chap -1 tamat.

6. Pairing yang bisa Anda pilih {JinTae}{JinSica}{JinSunny}{JinHyo}{JinFany}{JinYuri}{JinSoo}{JinYoona}{JinSeoh} {SugaTae}{SugaSica}{SugaSunny}{SugaHyo}{SugaFany}{SugaYuri}{SugaSoo}{SugaYoona}{SugaSeoh}{J-hopeTae}{J-hopeSica}{J-hopeSunny}{J-hopeHyo}{J-hopeFany}{J-hopeYuri}{J-hopeSoo}{J-hopeYoona}{J-hopeSeoh}{RapmonTae}{RapmonSica}{RapmonSunny}{RapmonHyo}{RapmonFany}{RapmonYuri}{RapmonSoo}{RapmonYoona}{RapmonSeoh}{MinTae}{MinSica}{MinSunny}{MinHyo}{MinFany}{MinYuri}{MinSoo}{MinYoona}{MinSeoh}{VTae}{VSica}{VSunny}{VHyo}{VFany}{VYuri}{VSoo}{VYoona}{VSeoh}{KookTae}{KookSica}{KookSunny}{KookHyo}{KookFany}{KookYuri}{KookSoo}{KookYoona}{KookSeoh}

7. Jadi tunggu apa lagi, langsung ke kolom komentar saja. Ditunggu.
THANKS FOR READING EVERYONE. VOTE & COMMENT! VOTE & COMMENT! THE MORE VOTES & COMMENT I GET THE MORE DETERMINED I FEEL TO UPDATE!

I Hope ARMY and SONE enjoy and like my fic.

Vye...



Diberdayakan oleh Blogger.

RULES

1. No bashing or flame
2. If you read, then you must leave a review
3. Don’t be a plagiator
4. Don’t take out any post without permission or credit

BTemplates.com

Categories

Pages

About